Selasa, 05 Februari 2013

Jangan Latah!!!



Assalamu'alaikum....

     Latah dalam Islam bisa disebut juga dengan jangan mudah mengenakan dan meniru-niru ciri kepribadian umat lain. Karena, itu akan menjadi petaka yang tak mudah reda bagimu. Orang-orang yang lupa dengan dirinya sendiri, suaranya, gerakan tubuhnya, ucapannya, kemampuannya, dan kondisi sendiri, kebanyakan akan meniru-niru budaya bangsa lain. Dan itulah yang disebut dengan latah.
     Sejak zaman Nabi Adam hingga makhluk terakhir ciptaan Allah swt., tak pernah ada dua orang yang sama persis rupanya. Maka, mengapa masih ada orang-orang yang memaksa diri untuk menyamakan perilaku dan kepribadiannya dengan bangsa lain?
     Kita merupakan sesuatu yang lain dari pada yang lain. Tak ada seorang pun yang menyerupai kita dalam catatan sejarah kehidupan ini. Belum pernah ada seorang pun yang diciptakan sama dengan diri kita sendiri, dan tidak akan pernah ada orang yang serupa dengan kita di kemudian hari.
     Kita sama sekali berbeda dari Zaid dan 'Amr. Karenanya, jangan memaksakan diri untuk berbuat latah dan meniru-niru kepribadian orang lain!
     Tetaplah berpijak dan berjalan pada kondisi dan karakter kita sendiri.

{Sungguh, tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing).} (QS. Al-Baqarah: 60)

{Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka, berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.} (QS. Al-Baqarah: 148)

     Hiduplah sebagaimana kita diciptakan; jangan mengubah suara, mengganti intonasinya, dan jangan pula merubah cara berjalan kita sendiri!!! Tuntunlah diri kita dengan wahyu Ilahi, tetapi juga jangan melupakan kondisi kita dan membunuh kemerdekaan kita sendiri.
     Kita memiliki corak dan warna tersendiri. Dan menginginkan agar kita tetap seperti itu; dengan corak dan warna kita sendiri.
     Umat manusia dengan berbagai macam tabiat dan wataknya seperti alam tumbuhan: ada yang manis dan asam, ada yang panjang dan ada juga yang pendek. Dan seperti itulah manusia diciptakan. Jika kita seperti buah pisang, kita tak perlu mengubah diri lagi menjadi jambu, sebab harga dan keindahan kita akan tampak jika kita menjadi pisang.
     Begitulah, sesungguhnya perbedaan warna kulit, bahasa, dan kemampuan kita masing-masing merupakan tanda kebesaran Sang Maha Pencipta. Karena itu, jangan sekali-kali mengingkari tanda-tanda kebesaran-Nya.

     See you next time,,!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar